Resensi Novel (2) ; Kita Pergi Hari Ini

 


Identitas Buku :

Judul Buku      : Kita Pergi Hari Ini
Pengarang       : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit   : 2021
ISBN              : 978-602-06-5747-9
Tebal Halaman : 184 halaman
Panjang Buku  : 20 cm

Sinopsis Buku : 

Mi dan Ma dan Mo tidak pernah melihat kucing seperti Nona Gigi. Tentu saja, mereka sudah pernah melihat kucing biasa. Tapi Nona Gigi adalah Kucing Luar Biasa. Kucing Luar Biasa berarti kucing yang diluar kebiasaan. Nona Gigi adalah Cara Lain yang dinantikan oleh Bapak dan Ibu Mo untuk menjaga Mi, Ma, Mo ketika keduanya keluar rumah mencari uang. Sebab di Kota Suara, semua uang yang tersedia di dasar laut sudah diambil oleh para perompak, uang di bawah tanah diambil oleh para perampok, dan uang di ranting pohon diambil oleh penguasa kayu yang jahat. 

Nona Gigi mengajak Mi, Ma, dan Mo dan Fifi dan Fufu (anak kembar Tetangga Baru) bertualang mengunjungi tempat-tempat indah. Mereka naik Kereta Air, bertemu Kolonel Jagung, bermain di Sirkus Sendu, dan menyaksikan kemegahan Kota Terapung Kucing Luar Biasa.

Kita pergi hari ini. Ke tempat-tempat indah dalam mimpi-mimpi anak-anak baik-baik.


Sebelumnya, saya mau ucapin terimakasih dulu untuk teman saya, Karin, yang sudah berbaik hati meminjami novel karya Kak Ziggy ini, sehingga saya jadi bisa baca buku yang benar-benar keren ini.

Novel "Kita Pergi Hari Ini" menurut saya sangat berbeda dan unik dibandingkan beberapa novel yang sudah saya baca. Buku novel ini juga memiliki gambar sampul/cover buku yang sederhana, hanya gambar keempat tokoh utama yang tengah berdiri di sebuah hamparan rumput yang kekuningan, sangat manis namun juga terlihat sedikit hampa.  

Cerita dalam novel ini diawali dengan beberapa penjelasan serta perkenalan tentang Bapak dan Ibu Mo yang miskin sehingga keduanya harus mencari uang keluar rumah. Namun, mereka tidak bisa keluar rumah begitu saja karena mereka mempunyai tiga anak yang masih kecil, yaitu Mi, Ma, dan juga Si Bungsu, Mo. Maka dari itu, Bapak dan Ibu Mo mencari Cara Lain agar mereka bisa segera pergi keluar rumah untuk mencari uang. 

Setiap karakter/tokoh dalam novel ini memiliki sifat yang sangat kuat dan beragam, mulai dari Mi yang sangat bandel sekali, Ma yang sangat rewel, dan juga Mo yang susah dimengerti. Cerita menjadi lebih menyenangkan saat hadirnya kedua tokoh baru dalam cerita, yaitu Fifi dan Fufu, anak kembar Si Tetangga Baru. 

Si Penulis, Kak Ziggy, sangat mampu mengemas cerita dan memilih tiap kata yang mempunyai unsur komedi tersembunyi sehingga cerita tidak berjalan datar-datar saja saat dibaca. Kak Ziggy juga sangat lihai dalam mengakhiri tiap bab dengan kalimat-kalimat yang menggantung sehingga para pembaca menjadi terus terdorong untuk membalik halaman buku lagi, membaca bab selanjutnya, dan tidak berhenti membolak balikkan lembar halaman. 

Plot cerita yang pantas diacungi 200 ribu jempol umat manusia, dalam buku yang tidak terlalu tebal ini diam-diam menyiratkan makna atau pesan-pesan yang memiliki arti mendalam, seperti tentang keserakahan orang-orang dewasa terhadap anak-anak, dan masih banyak lagi. Diam-diam pula Kak Ziggy membelokkan jalan cerita yang membuat para pembaca menjadi 100% merinding dan sedikit ketakutan. Buku ini berhasil membuat saya terbayang-bayang akan setiap peristiwa yang terjadi disana.

Yang sangat saya sukai dari buku ini adalah bagian endingnya. Terasa pas dan tidak dilebih-lebihkan, namun juga pasti akan berhasil membuat mulut para pembaca ternganga-nganga karena plot twist yang sangat hebat dan mantulita asoy geboy. 

"Menangis itu perlu, meskipun membuat muka jelek dan bengkak, dan orang-orang bilang itu memalukan, menangis itu tetap perlu."









Komentar

Postingan Populer